Jumat, 06 Desember 2013

tazkiyah-nufus (racun-racun hati)

                                                BAB I
PENDAHULUAN
          Segala puji hanya milik Allah SWT, yang menjadikan manusia sebagai sebaik-baiknya penciptaan, dan  menurunkan  Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, juga pembeda antara Haq dan yang Batil. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW contoh dan suritauladan terbaik bagi orang-orang yang beriman yang senantiasa mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya.
                                                                                     
@è% šúüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 (#qÒäótƒ ô`ÏB ôMÏd̍»|Áö/r& (#qÝàxÿøtsur óOßgy_rãèù 4 y7Ï9ºsŒ 4s1ør& öNçlm; 3 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqãèoYóÁtƒ ÇÌÉÈ  
“ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
.(QS.An-Nur :30)









 
                                                     BAB II
    RACUN-RACUN HATI

A.    Macam-Macam Racun Hati

1.      Banyak  Bicara

Diriwayatkan dari Anas bin malik, Rasul SAW bersabda:

               
                   لاَيَسْقِيْمُ إِيْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَاقِيْمَ قَلْبُهُ وَلاَ يَسْتَاقِيْمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ لِسَانُهُ

“keimanan seorang hamba tidak akan lurus sebelum hatinya, dan hatinya tidak akan sebelum lisannya.”[1]
Rasulullah SAW menjadikan lurusnya hati sebagai syarat lurusnya iman, dan menjadikan lurusnya lisan sebagai syarat lurusnya hati.riwayatkan pula dari Abdullah bin Umar ra.secara ma’ruf,bahwa Rasulullah bersabda:
لاَتُكْثِرُوْا الكَلاَمَ بِفَيْرِ ذِكْرِ اللهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الكَلاَمِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللهِ قَسْوَةٌ لِلقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ عَنِ اللهِ القَلْبُ القَاسِي
“jangalah kalian berbanyak kata selain dzikrullah, sesungguhnya hal itu menjadikan keras barahati. Dan manusia yang paling jauh dari Allah adalah pemilik hati yang keras.”[2]
Umar bin Khatab ra. Berkata,
مَنْ كَثُرَ كَلاَمُهُ كَثُرَ سَقَطُهُ وَمَنْ كَثُرَ سَقَطُهُ كَثُرَتْ ذُنُبُهُ وَمَنْ كَثُرَتْ ذُنُبُهُ كَانَتِ النَّارُ أَوْ لِى بِهُ                                      
“barang siapa yang bicaranya banyak kelirunya. Barang siapa yang banyak kelirunya banyak dosanya . barang siapa yang banyak dosanya maka nerka adalah tempat yang pantas.”[3]

Rasulullah SAW bersabda:
“ barangsiapa yang menberi jaminan untuk menjaga apa yang  ada diantara dua jenggot(mulut) dan dua paha(kemaluan) aka jamin baginya surga.”[4]

Rasulullah SAW bersabda:
 “ barangsiapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir,hendaklah ia berkat yang baik atau diam.”[5]



2.      Banyak  Makan

        Sedikit makan dapat melembutkan hati,menguatkan daya fikir, membuka diri, serta melemahkan hawa nafsu dan sifat marah. Sedangkan, banyak makan akan mengakibatkan kebalikannya.
Miqdam bin Ma’d Yakrib berkata, aku mendengar  Rasulullah SAW  bersabda:
“Tidak ada bejana yang di isi oleh anak adam yang buruk dari pada perutnya. Cukuplah bagi anak adam beberap suap untuk meneggakan tulang punggung. Jika tidak bisa, maka sepertiga dari perutnya hendaknya  di isi untuk makannya, sepertiga untuk minum, sepertiga untuk bernafasnya.”[6]
                               Berlebihan dalam makan mengakibatkan banyak hal buruk. Ia akan menggerakan anggota badan untuk melakukan berbagai kemaksiatan serta menjadikan merasa berat berbuat taat dan beribadah. Dua hal ini pun sudah cukup sebagai suatu keburukan bagi kita. Berapa banyak kemaksiatan yang bermula dari keadaan kenyang dan berlebih dalam makan. Berapa banyak pula ketaatan dalam keadaan sebaliknya. Maka, barangsiapa biasa menjaga kebukan perutnya ia tela menjaga diri dari keburukan yang besar. Pun, setan lebih terampil memperdaya manusia ketika  perutnya dipenuhi dengan makanan. Kerenanya, tersebut dalam atsar, “persempitlah jalan setan dengan puasa.”[7]
                               Sebagian salaf berkata, “sebagian pemuda bani israil berta’adbud (berpuasa dalam berkhalwat). Bila datang masa berbuka seorang dari mereka berkata, “ janglah makan banyak-banyak, sehigga minum kalian pun banyak, lalu tidur kalian banyak, akhirnya kalian banyak rugi.”
Seringkali Rasulullah SAW dan para sahabat ada dalam keadaan lapar walaupun itu memang karena tidak adanya makanan. Tetepi,bukankah Allah SWT hanya memilihkan keadaan terbaik bagi Rasul-Nya? Itulah sebabnya ibnu umar ra. Berusaha untuk menyerupai beliau, walau pun dia mampu untuk makan apa saja. Demikian pula dengan ayahnya.
                               Aisyah ra. Meriwayakan, “sejak masuk ke madinah,keluarga Rasulullah SAW belum merasa kenyang oleh roti gandum selama tiga hari berturut-turut sampai beliau wafat.”[8] Ibrahrim bin Adham berkata, “barangsiapa memelihara perutnya akan terpeliharalah dinnya. Barangsiapa mampu menguasai rasa laparnya akan memiliki akhlak yang baik. Sesungguhnya kemaksiatan kepada Allah SWT itu jauh dari seorang yang dan dekat dari seorang yang kenyang.”


3.      Berlebihan dalam Bergaul

             Ini adalah penyakit berbahaya yang mengakibatkan banyak keburukan. Ia dapat menghilangkan nikmat dan menebarkan permusuhan. Ia juga menanamkan kedingkian yang dahsyat, yang seandainya ditimpa kepada gunung-gunung yang kokoh sekalipun, meletuslah ia. Dus, bergaul secara berlebihan membawa kerugian dunia dan akhirat.
Dalam bergaul, hendaknya kita mengklasifikasikan manusia menjadi empat.
1.      Kelompok yang bergaul dengan mereka seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi. Ia dibutuhkan siang dan malam. Jika seorang telah menyelesaikan keperluannya ia tinggal, dan jika diperlukan lagi ia datang. Demikian seterusnya. Mereka adalah ulama, ahli ma’rifatullah, memhami perintah-perintah-Nya,mengerti tipu daya musuh-Nya, dan memiliki ilmu tentang penykit-penykit hati serta obatnya. Mereka adalah orang-orang setia kepada Allah SWT, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan seluruh makhluk. Bergaul dengan mereka adalah keuntungan nyata.
2.      Kelompok yang bergaul dengan mereka seperti mengkonsumsi obat. Ia dibutuhkan dikala sakit. Selama kita sehat, kita tidak memerlukan pergaulan dengan mereka. Mereka adalah propesional dalam urusan mu’amalat, bisnis, dan yang semisalnya. Kita harus bergaul dengan mereka, jika kita ingin urusan ma’isyah kita lancar. Jika kebutuhan kita
3.      Kelompok yang bergaul dengan mereka berarti mengkonsumsi penyakit. Ada penyakit ganas dan memakan waktu yang akan ilmu mereka terpenuhi. lama untuk dapat disembuhkan. Mereke adalah orang-orang yang tidak membawa keuntungan, dunia dan pun akhirat, atau salah satunya. Jika kita bergaul dengannya, sesungguhnya ia adalah penyakit yang membawa kematian dan menakutkan. Ada juga penyakit yang lebih ringan. Adakah orang yang berbicara tidak baik, tidak ada manfaatnya bagi kita. Pun dia tidak bisa diam untuk mengambil manfaat dari kita. Dia tidak tahu siapa dirinya sehingga mampu menempatkan pada tempatnya. Jika ia bicara, kata-katanya seorang tidak ibarat sembilu mengiris hati orang-orang yang mendengarnya.
4.      Kelompok yang bergaul mereka adalah binasaan total. Mereka ibarat racun. Jika seseorang tidak sengaja memakannya itu pun sudah satu kerugian. Kelompok ini banyak sekali semoga Allah SWT mempersidit jumlah mereka. Mereka adalah ahli bid’ah dan kesesatan, penghalang sunnah Rasulullah SAW, yang selalu menyuruh untuk menyelisihinya. Mereka menjadikan sunnah sebagai bid’ah dan sebaliknya.
              Seorang yang berakal tidaklah pantas bergaul dan berteman dengan mereka. Kalau pun dilakukan, niscaya hatinya akan sakit, bahkan mati. Semoga Allah SWT menberikan kesehatan batin dan rahmatnya kepada sekalian.

4.      Banyak  Memandang

Berlebihan memandang dengan mata menimbulkan anggapan indah apa yang dipandangnya dan bertautanya hati yang memandang, kepada obyek dipandangnya. Selanjutnya muncul lah berbagi kerusakan dalam hatinya.
1.      Rasulullah SAW bersabda :
“pandangan itu adalah panah beracun iblis. Barangsiapa menundukan pandangannya karena Allah SWT , Dia akan berikan kepadanya kenikmatnya dalam hatinya yang akan ia rasakan sampai bertemu dengan-Nya.”[9] 
2.      Masuknya setan ketika seseorang memandang. Sesungguhnya masuknya setan lewat jalan melebihi kecepatan aliran udara ke ruang hampa. Setan akan menjadikan wujud yang dipandang seakan-akan indah, menjadikannya sebagai berhala tautan hati. Kemudian mengobral janji dan angan-angan. Lalu, ia nyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Seseorang tidak mungkin melakukannya tanpa adanya gambaran wujud yang dipandangnya.
3.      Pandangan itu menyibukan hati, menjadikannya lupa akan hal-hal yang bermanfaat baginya, dan menjadi penghalang antara keduanya. Akhirnya, urusan pun jadi kacau, ia selalu lalai dan mengikuti hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman:
 ôìÏÜè? ô`tB $uZù=xÿøîr& ¼çmt7ù=s% `tã $tR̍ø.ÏŒ yìt7¨?$#ur çm1uqyd šc%x.ur ¼çnãøBr& $WÛãèù ÇËÑÈ  
“dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
                               Demikianlah melepaskan pandangan secara bebas mengakibatkan tiga bencana ini. Para pakar bertutur, “antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hati pun rusak dan hancur. Hati ini seperti ibarat tempat sampah yang berisi segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikan. Ia tidak layak dihuni oleh ma’rifatullah,mahabatullah, ianbah kepada-Nya,ketundukan kepada- Nya dan kegimbaraan berada di dekatnya. Penghuninya adalah hal-hal yang menjadi kebalikannya.
                               Membiarkan pandangan lepas adalah kemaksitan kepada Allah SWT, karena berfirman:
@è% šúüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 (#qÒäótƒ ô`ÏB ôMÏd̍»|Áö/r& (#qÝàxÿøtsur óOßgy_rãèù 4 y7Ï9ºsŒ 4s1ør& öNçlm; 3 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqãèoYóÁtƒ ÇÌÉÈ  
“ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".(QS.An-Nur :30)
                              
                               Membiarkan pandangan bebas lepas, berarti memasukan kegelapan ke dalam hati. Sebagaimana menundukan pandangan karena Allah SWT berarti memasukan cahaya kedalamnya.
Allah SWT berfirman:
* ª!$# âqçR ÅVºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 ã@sWtB ¾ÍnÍqçR ;o4qs3ô±ÏJx. $pkŽÏù îy$t6óÁÏB ÇÌÎÈ  
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar.”(An-Nur:35)

             Yang dimaksud lubang yang tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain.
 Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.

5.      Suka Mengumpat dan Mengadu Domba

              Hal yang dapat mencabik-cabik hati ialah yang suka yang mengumpat dan mengadu domba, dan juga segala  konsekuesi yang menimbulkan berbagai cobaan, hal- hal yang gila, dan kata-kata yang kotor sebagai pengaruh darinya. Hal ini jelas akan merusak hati dan menyesatkan jalannya dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman:

Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ  
“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”( QS Al-Israa:36)
Allah SWT berfirman:
$¨B àáÏÿù=tƒ `ÏB @Aöqs% žwÎ) Ïm÷ƒys9 ë=Ï%u ÓŠÏGtã ÇÊÑÈ  
“ tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.”(QS Qaaf :18)

                                                                       


                                                            Kesimpulan

1.      Kita sebagai orang mu’min mari kita jauhi racun-racun hati tersebut.
2.      Orang yang banyak bicara akan mengakibatkan banyaknya kesalahandalam berbicara.
3.      Orang yang banyak akan mengeraskan hati dan melemahkan daya fikir.
4.      Orang yang berlebihan dalam memandang dapat mengakibatkan menghilangkan nikmat dan menebarkan permusuhan, dan menanamkan kedengkian yang sangat dahsyat.
5.      Orang yang suka mengadu domba akan mengakibatkan rusaknya hati dan menyasatkan dirinya(menjauhkan) dari Allah SWT.
6.      Semoga Allah SWT menghindarkan kita dari racun-racun hati tersebut dan memberikan kepada kita hidayah-Nya agar selalu hati kita sehat.




                                              



                                   DAFTAR PUSTAKA

1.      Al-Hambali Ibnu Rajab.DTT.2004.Tazkiyatun Nufs, Solo,Jawa Tengah. Pustaka Arafah
2.      Abdullah Al-Qarni bin ‘Aidh.2005. Hidupkan Hatimu, Bandung,Jawa Barat. Irsyad Baitus Salam



[1] Hadis da’if Al mundziry berkata : hadis ini diriwayatkan imam ahmad dan ibnu abi dunya dari ali bin mas’adah .”al iraqi menyatakan hadis da’if
[2] Hadist da’if ,diriwayatkan oleh At –Tirmizi (Az-zuhd,VII/92)
[3] Hadist da’if diriwayatkan oleh ibnu hibban dalam raudhatul ‘uqala’/81 dan Al-Baihaiqi
[4] HR Bukhari (Ar –Raqa’iq,XI 308 dan  Al-Hudud ,XII/113)dari sahl bin sa’d
[5] HR Bukhari (Ar –Raqa’iq,XI 308) dan  Muslim (Al-iman ,II/18).
[6] Hadist sahih diriwayatkan oleh imam ahmad dalam  musnad  IV/32,  At-Tirmizi dalam Az-zuhd  VII/51 dengan sedikit perbedaan redaksi .Al hakim mengatakan ,”hadist ini isndnya shahih. Hanya saja bukhari dan muslim tidak mengeluarkannya .”Adz- Dzahabiy sepakat dengan al hakim IV/331
[7] Dha’if , tidak termuat dalam kitab-kitab hadist
[8]  HR. Bukhari (Al-Ath’imah IX/549)dan muslim (Az-Zuhd VIII/105)
[9] HR. At – thabarani VIII/63, al hakim dalam al- mustadrak IV/314. imam ahmad  V/264dari abu umamah lafatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar