BAB I
PENDAHULUAN
Segala
puji hanya milik Allah SWT,
yang menjadikan manusia sebagai sebaik-baiknya penciptaan, dan menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, juga
pembeda antara Haq dan yang Batil. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW contoh dan suritauladan terbaik bagi
orang-orang yang beriman yang senantiasa mengharapkan perjumpaan dengan
Rabbnya.
@è% úüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 (#qÒäót ô`ÏB ôMÏdÌ»|Áö/r& (#qÝàxÿøtsur óOßgy_rãèù 4
y7Ï9ºs 4s1ør& öNçlm; 3
¨bÎ) ©!$# 7Î7yz $yJÎ/ tbqãèoYóÁt ÇÌÉÈ
“
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
.(QS.An-Nur
:30)
BAB II
RACUN-RACUN HATI
A.
Macam-Macam Racun Hati
1. Banyak Bicara
Diriwayatkan
dari Anas bin malik, Rasul SAW bersabda:
لاَيَسْقِيْمُ إِيْمَانُ
عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَاقِيْمَ قَلْبُهُ وَلاَ يَسْتَاقِيْمُ قَلْبُهُ حَتَّى
يَسْتَقِيْمَ لِسَانُهُ
“keimanan seorang hamba tidak akan lurus sebelum hatinya, dan
hatinya tidak akan sebelum lisannya.”[1]
Rasulullah SAW menjadikan lurusnya hati sebagai syarat lurusnya
iman, dan menjadikan lurusnya lisan sebagai syarat lurusnya hati.riwayatkan
pula dari Abdullah bin Umar ra.secara ma’ruf,bahwa Rasulullah bersabda:
لاَتُكْثِرُوْا
الكَلاَمَ بِفَيْرِ ذِكْرِ اللهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الكَلاَمِ بِغَيْرِ ذِكْرِ
اللهِ قَسْوَةٌ لِلقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ عَنِ اللهِ القَلْبُ القَاسِي
“jangalah kalian berbanyak kata selain dzikrullah, sesungguhnya hal
itu menjadikan keras barahati. Dan manusia yang paling jauh dari Allah adalah
pemilik hati yang keras.”[2]
Umar bin Khatab ra. Berkata,
مَنْ كَثُرَ
كَلاَمُهُ كَثُرَ سَقَطُهُ وَمَنْ كَثُرَ سَقَطُهُ كَثُرَتْ ذُنُبُهُ وَمَنْ
كَثُرَتْ ذُنُبُهُ كَانَتِ النَّارُ أَوْ لِى بِهُ
“barang siapa yang bicaranya banyak kelirunya. Barang siapa yang
banyak kelirunya banyak dosanya . barang siapa yang banyak dosanya maka nerka
adalah tempat yang pantas.”[3]
Rasulullah SAW bersabda:
“ barangsiapa yang menberi jaminan untuk menjaga apa yang ada diantara dua jenggot(mulut) dan dua
paha(kemaluan) aka jamin baginya surga.”[4]
Rasulullah SAW bersabda:
“ barangsiapa yang beriman
kepada Allah SWT dan hari akhir,hendaklah ia berkat yang baik atau diam.”[5]
2.
Banyak Makan
Sedikit makan dapat melembutkan hati,menguatkan daya fikir, membuka
diri, serta melemahkan hawa nafsu dan sifat marah. Sedangkan, banyak makan akan
mengakibatkan kebalikannya.
Miqdam
bin Ma’d Yakrib berkata, aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada bejana yang di isi oleh anak adam yang buruk dari pada
perutnya. Cukuplah bagi anak adam beberap suap untuk meneggakan tulang
punggung. Jika tidak bisa, maka sepertiga dari perutnya hendaknya di isi untuk makannya, sepertiga untuk minum,
sepertiga untuk bernafasnya.”[6]
Berlebihan
dalam makan mengakibatkan banyak hal buruk. Ia akan menggerakan anggota badan
untuk melakukan berbagai kemaksiatan serta menjadikan merasa berat berbuat taat
dan beribadah. Dua hal ini pun sudah cukup sebagai suatu keburukan bagi kita.
Berapa banyak kemaksiatan yang bermula dari keadaan kenyang dan berlebih dalam
makan. Berapa banyak pula ketaatan dalam keadaan sebaliknya. Maka, barangsiapa
biasa menjaga kebukan perutnya ia tela menjaga diri dari keburukan yang besar.
Pun, setan lebih terampil memperdaya manusia ketika perutnya dipenuhi dengan makanan. Kerenanya,
tersebut dalam atsar, “persempitlah jalan setan dengan puasa.”[7]
Sebagian
salaf berkata, “sebagian pemuda bani israil berta’adbud (berpuasa dalam
berkhalwat). Bila datang masa berbuka seorang dari mereka berkata, “ janglah
makan banyak-banyak, sehigga minum kalian pun banyak, lalu tidur kalian banyak,
akhirnya kalian banyak rugi.”
Seringkali Rasulullah SAW dan para sahabat ada dalam keadaan lapar
walaupun itu memang karena tidak adanya makanan. Tetepi,bukankah Allah SWT
hanya memilihkan keadaan terbaik bagi Rasul-Nya? Itulah sebabnya ibnu umar ra.
Berusaha untuk menyerupai beliau, walau pun dia mampu untuk makan apa saja.
Demikian pula dengan ayahnya.
Aisyah
ra. Meriwayakan, “sejak masuk ke madinah,keluarga Rasulullah SAW belum
merasa kenyang oleh roti gandum selama tiga hari berturut-turut sampai beliau
wafat.”[8]
Ibrahrim bin Adham berkata, “barangsiapa memelihara perutnya akan
terpeliharalah dinnya. Barangsiapa mampu menguasai rasa laparnya akan memiliki
akhlak yang baik. Sesungguhnya kemaksiatan kepada Allah SWT itu jauh dari
seorang yang dan dekat dari seorang yang kenyang.”
3. Berlebihan
dalam Bergaul
Ini adalah penyakit berbahaya yang mengakibatkan banyak keburukan.
Ia dapat menghilangkan nikmat dan menebarkan permusuhan. Ia juga menanamkan
kedingkian yang dahsyat, yang seandainya ditimpa kepada gunung-gunung yang
kokoh sekalipun, meletuslah ia. Dus, bergaul secara berlebihan membawa kerugian
dunia dan akhirat.
Dalam bergaul, hendaknya kita mengklasifikasikan manusia menjadi
empat.
1.
Kelompok yang bergaul dengan mereka seperti mengkonsumsi makanan
yang bergizi. Ia dibutuhkan siang dan malam. Jika seorang telah menyelesaikan
keperluannya ia tinggal, dan jika diperlukan lagi ia datang. Demikian
seterusnya. Mereka adalah ulama, ahli ma’rifatullah, memhami
perintah-perintah-Nya,mengerti tipu daya musuh-Nya, dan memiliki ilmu tentang
penykit-penykit hati serta obatnya. Mereka adalah orang-orang setia kepada
Allah SWT, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan seluruh makhluk. Bergaul dengan mereka
adalah keuntungan nyata.
2.
Kelompok yang bergaul dengan mereka seperti mengkonsumsi obat. Ia
dibutuhkan dikala sakit. Selama kita sehat, kita tidak memerlukan pergaulan
dengan mereka. Mereka adalah propesional dalam urusan mu’amalat, bisnis, dan
yang semisalnya. Kita harus bergaul dengan mereka, jika kita ingin urusan
ma’isyah kita lancar. Jika kebutuhan kita
3.
Kelompok yang bergaul dengan mereka berarti mengkonsumsi penyakit.
Ada penyakit ganas dan memakan waktu yang akan ilmu mereka terpenuhi. lama
untuk dapat disembuhkan. Mereke adalah orang-orang yang tidak membawa
keuntungan, dunia dan pun akhirat, atau salah satunya. Jika kita bergaul
dengannya, sesungguhnya ia adalah penyakit yang membawa kematian dan
menakutkan. Ada juga penyakit yang lebih ringan. Adakah orang yang berbicara tidak
baik, tidak ada manfaatnya bagi kita. Pun dia tidak bisa diam untuk mengambil
manfaat dari kita. Dia tidak tahu siapa dirinya sehingga mampu menempatkan pada
tempatnya. Jika ia bicara, kata-katanya seorang tidak ibarat sembilu mengiris
hati orang-orang yang mendengarnya.
4.
Kelompok yang bergaul mereka adalah binasaan total. Mereka ibarat
racun. Jika seseorang tidak sengaja memakannya itu pun sudah satu kerugian.
Kelompok ini banyak sekali semoga Allah SWT mempersidit jumlah mereka. Mereka
adalah ahli bid’ah dan kesesatan, penghalang sunnah Rasulullah SAW, yang selalu
menyuruh untuk menyelisihinya. Mereka menjadikan sunnah sebagai bid’ah dan
sebaliknya.
Seorang yang berakal tidaklah pantas bergaul dan berteman dengan
mereka. Kalau pun dilakukan, niscaya hatinya akan sakit, bahkan mati. Semoga
Allah SWT menberikan kesehatan batin dan rahmatnya kepada sekalian.
4.
Banyak Memandang
Berlebihan memandang dengan mata menimbulkan anggapan indah apa
yang dipandangnya dan bertautanya hati yang memandang, kepada obyek dipandangnya.
Selanjutnya muncul lah berbagi kerusakan dalam hatinya.
1.
Rasulullah SAW bersabda :
“pandangan itu adalah panah beracun iblis. Barangsiapa menundukan
pandangannya karena Allah SWT , Dia akan berikan kepadanya kenikmatnya dalam
hatinya yang akan ia rasakan sampai bertemu dengan-Nya.”[9]
2.
Masuknya setan ketika seseorang memandang. Sesungguhnya masuknya
setan lewat jalan melebihi kecepatan aliran udara ke ruang hampa. Setan akan
menjadikan wujud yang dipandang seakan-akan indah, menjadikannya sebagai
berhala tautan hati. Kemudian mengobral janji dan angan-angan. Lalu, ia
nyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Seseorang tidak
mungkin melakukannya tanpa adanya gambaran wujud yang dipandangnya.
3.
Pandangan itu menyibukan hati, menjadikannya lupa akan hal-hal yang
bermanfaat baginya, dan menjadi penghalang antara keduanya. Akhirnya, urusan
pun jadi kacau, ia selalu lalai dan mengikuti hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman:
ôìÏÜè? ô`tB $uZù=xÿøîr& ¼çmt7ù=s% `tã $tRÌø.Ï yìt7¨?$#ur çm1uqyd c%x.ur ¼çnãøBr& $WÛãèù ÇËÑÈ
“dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas.”
Demikianlah
melepaskan pandangan secara bebas mengakibatkan tiga bencana ini. Para pakar
bertutur, “antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan
hancur, maka hati pun rusak dan hancur. Hati ini seperti ibarat tempat sampah
yang berisi segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikan. Ia tidak layak
dihuni oleh ma’rifatullah,mahabatullah, ianbah kepada-Nya,ketundukan
kepada- Nya dan kegimbaraan berada di dekatnya. Penghuninya adalah hal-hal yang
menjadi kebalikannya.
Membiarkan
pandangan lepas adalah kemaksitan kepada Allah SWT, karena berfirman:
@è% úüÏZÏB÷sßJù=Ïj9 (#qÒäót ô`ÏB ôMÏdÌ»|Áö/r& (#qÝàxÿøtsur óOßgy_rãèù 4 y7Ï9ºs 4s1ør& öNçlm; 3 ¨bÎ) ©!$# 7Î7yz $yJÎ/ tbqãèoYóÁt ÇÌÉÈ
“ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang mereka perbuat".(QS.An-Nur
:30)
Membiarkan
pandangan bebas lepas, berarti memasukan kegelapan ke dalam hati. Sebagaimana
menundukan pandangan karena Allah SWT berarti memasukan cahaya kedalamnya.
Allah SWT berfirman:
* ª!$# âqçR ÅVºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 ã@sWtB ¾ÍnÍqçR ;o4qs3ô±ÏJx. $pkÏù îy$t6óÁÏB ÇÌÎÈ
“ Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di
dalamnya ada pelita besar.”(An-Nur:35)
Yang dimaksud lubang yang
tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak tembus
sampai kesebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang
lain.
Maksudnya: pohon zaitun itu
tumbuh di puncak bukit ia dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit
maupun di waktu matahari akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya
menghasilkan minyak yang baik.
5.
Suka Mengumpat dan Mengadu Domba
Hal yang dapat mencabik-cabik hati ialah yang suka yang mengumpat
dan mengadu domba, dan juga segala
konsekuesi yang menimbulkan berbagai cobaan, hal- hal yang gila, dan
kata-kata yang kotor sebagai pengaruh darinya. Hal ini jelas akan merusak hati
dan menyesatkan jalannya dari Allah SWT.
Allah
SWT berfirman:
wur ß#ø)s? $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# u|Çt7ø9$#ur y#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ
“dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”( QS Al-Israa:36)
Allah
SWT berfirman:
$¨B àáÏÿù=t `ÏB @Aöqs% wÎ) Ïm÷ys9 ë=Ï%u ÓÏGtã ÇÊÑÈ
“ tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.”(QS Qaaf :18)
Kesimpulan
1.
Kita sebagai orang mu’min mari kita jauhi racun-racun hati
tersebut.
2.
Orang yang banyak bicara akan mengakibatkan banyaknya
kesalahandalam berbicara.
3.
Orang yang banyak akan mengeraskan hati dan melemahkan daya fikir.
4.
Orang yang berlebihan dalam memandang dapat mengakibatkan
menghilangkan nikmat dan menebarkan permusuhan, dan menanamkan kedengkian yang
sangat dahsyat.
5.
Orang yang suka mengadu domba akan mengakibatkan rusaknya hati dan menyasatkan
dirinya(menjauhkan) dari Allah SWT.
6.
Semoga Allah SWT menghindarkan kita dari racun-racun hati tersebut
dan memberikan kepada kita hidayah-Nya agar selalu hati kita sehat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Hambali Ibnu
Rajab.DTT.2004.Tazkiyatun Nufs, Solo,Jawa Tengah. Pustaka Arafah
2.
Abdullah Al-Qarni bin ‘Aidh.2005. Hidupkan Hatimu, Bandung,Jawa
Barat. Irsyad Baitus Salam
[1] Hadis da’if Al
mundziry berkata : hadis ini diriwayatkan imam ahmad dan ibnu abi dunya dari
ali bin mas’adah .”al iraqi menyatakan hadis da’if
[2] Hadist da’if
,diriwayatkan oleh At –Tirmizi (Az-zuhd,VII/92)
[3] Hadist da’if
diriwayatkan oleh ibnu hibban dalam raudhatul ‘uqala’/81 dan Al-Baihaiqi
[4] HR Bukhari (Ar
–Raqa’iq,XI 308 dan Al-Hudud
,XII/113)dari sahl bin sa’d
[6] Hadist sahih
diriwayatkan oleh imam ahmad dalam musnad IV/32,
At-Tirmizi dalam Az-zuhd VII/51 dengan sedikit perbedaan redaksi .Al hakim
mengatakan ,”hadist ini isndnya shahih. Hanya saja bukhari dan muslim tidak
mengeluarkannya .”Adz- Dzahabiy sepakat dengan al hakim IV/331
[7] Dha’if , tidak
termuat dalam kitab-kitab hadist
[9] HR. At – thabarani
VIII/63, al hakim dalam al- mustadrak IV/314. imam ahmad V/264dari abu umamah lafatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar